Dalam kasus penyitaan langsung atau pengambilalihan investasi, atau kerusakan yang disebabkan oleh tindakan salah yang dilakukan oleh Negara tuan rumah, restitusi dalam arbitrase investasi dimungkinkan, di antara solusi lainnya. Investor asing dapat meminta pengadilan arbitrase untuk memerintahkan Negara untuk sepenuhnya memperbaiki cedera yang disebabkannya. Reparasi dapat terdiri dari pengembalian investasi yang dirampas atau pembayaran kerusakan. Restitusi jarang diminta sebagai sarana reparasi meskipun berpotensi berdampak positif pada hubungan antara investor dan negara tuan rumah investasi.
Menurut Artikel Komisi Hukum Internasional tentang restitusi Tanggung Jawab Negara adalah bentuk utama reparasi, namun, karena memungkinkan untuk membangun kembali situasi yang ada sebelum tindakan yang salah dilakukan (Artikel ILC, seni. 34-36). Namun, restitusi dapat dipesan hanya jika dimungkinkan secara material dan jika tidak melibatkan beban di luar proporsi untuk manfaat yang berasal dari restitusi alih-alih kompensasi.
Di Arif v. Moldova, majelis arbitrase mencatat bahwa posisi umum dalam hukum internasional saat ini adalah bahwa Negara yang terluka dapat memilih antara bentuk-bentuk reparasi yang tersedia dan dapat lebih memilih kompensasi daripada restitusi. Itu menambahkan, di samping itu, restitusi lebih konsisten dengan tujuan perjanjian investasi bilateral, karena mempertahankan investasi dan hubungan antara investor dan Negara tuan rumah (Komentar untuk Artikel 43 Artikel Komisi Hukum Internasional tentang Tanggung Jawab Negara). Majelis arbitrase menganggap restitusi sebagai solusi yang lebih baik, tetapi harus mempertimbangkan keadaan spesifik dari kasus ini. Sini, Negara tuan rumah belum dapat mengkonfirmasi bahwa restitusi dimungkinkan, dan pengadilan mencatat bahwa mereka tidak dapat mengawasi pemulihan ganti rugi. Pengadilan memberi Moldova periode 90 hari untuk melakukan restitusi, gagal yang akan diminta untuk membayar kompensasi kepada investor.
Solusi pragmatis ini ditemukan oleh pengadilan di Indonesia Arif v. Moldova memberi Negara tuan rumah peluang untuk merumuskan dan mengusulkan kepada investor mekanisme pengembalian yang tepat. Jika restitusi tidak memungkinkan, atau ketentuan restitusi yang diajukan oleh Moldova tidak memuaskan bagi investor, maka ganti rugi yang diberikan akan mengkompensasi pelanggaran perjanjian. Dalam pandangan pengadilan, solusi ini memberikan peluang terakhir untuk mempertahankan investasi, sambil juga menjaga hak Pemohon atas kerusakan jika solusi restitusi yang memuaskan tidak ditemukan.
Solusi ini menawarkan cara pragmatis untuk restitusi dalam arbitrase investasi untuk diberikan oleh majelis arbitrase, meskipun ketidakmampuannya untuk mengawasi cara pemulihan yang dilakukan oleh negara tuan rumah investasi.